Lamunanku terhenti
saat mendengar panggilan sayang dan akrab dari pak Atbudi untuk makan bersama.
Terasa melelahkan membantu bu Atbudi membelah kayu-kayu yang akan dipakai untuk
memasak. Ia sudah memperingatkan aku, kalau mungkin aku tidak mungkin bisa
melakukannya karena tanganku sangat lembut tidak kapalan seperti pria-pria
didaerah itu.
“Ah, kami
mendapat bantuan sebuah mesin ketik dan komputer dari kecamatan. Tapi tidak ada
yang bisa menggunakannya di kantorku anak yang biasa menggunakan itu sedang ke
kota karena ada urusan disana” keluh pak atbudi di meja makan.
“Nah bagaimana
kalau badai coba saja bantu-bantu di kantor desa untuk bekerja disana. Kasihan
pak, dia sepertimya tidak terbiasa untuk mengerjakan pekerjaan dirumah” kata bu
atbudi sambil tersenyum jahil padaku. Aku menundukan kepala merasa kalau aku
tidak berguna.
“Wah itu ide
yang bagus. Mungkin ia bisa mengetik atau menulis sesuatu.”
“oh. Kak badai
juga bisa matematika kok pak” kata bibi Fatimah yang biasa membantu ibu
dirumah. ”Kemarin ia membantu putri saya mengerjakan PR-nya dan kata Laila ia
dapat nilai seratus disekolahnya”. Aku tersenyum dan tiba-tiba mulai
bertanya-tanya pada diriku sendiri, siapa aku? Tapi seperti biasa ketika aku
memaksakan diri mengingat sesuatu kepalaku akan terasa sangat sakit.
“Wah kalau
begitu besok datanglah ke kantor desa.” Kata pak Atbudi. Kami kekurangan tenaga.
Tidak ada tenaga terpelajar disini. Pendidikan paling tinggi disini juga hanya
SMK seperti rumi ini. Yang lainnya sama sekali tidak bersekolah, atau paling
banter tamat SD. Masyarakat disini masih kolot, kata dokter Daniel yang merawat
kamu itu paling banter cuman 2 atau 3 orang setahun sekali datang padanya.”
“Kalau begitu
saya pasien terlama dong pak” candaku menutupi rasa sakit yang kurasakan.
Mereka semuanya tertawa mendengar loluconku dan aku senang. Rasa sakit
dikepalaku mulai mereda.
Bulan mulai bersinar
penuh diatas cakrawala dan terasa indah dan mengagumkan.
“Mengapa duduk
sendirian disini nak? Tidak baik berada diluar malam-malam begini.”
“Bulannya bersinar
penuh dan aku entah mengapa merasa rindu dengan sesuatu dan aku tak tahu apa
itu.” Kataku sambil terus memandang deburan ombak yang mengalun seperti suara
musik.
“Baguslah itu
berarti kau sudah mulai sembuh. Bukannya apa, tapi mungkin anggota keluarga
kamu disana pasti juga sedang merindukanmu”
“Yah aku tahu
pak,dan merasakannya. Oh ya pak, ceritakan tentang desa ini. Kata rumi ada
kejadian aneh selama lima tahun belakangan ini disini.” Kata ku mencoba mencari
tahu. Mungkin sebelum disini aku memang seorang yang selalu ingin tahu. Tapi cerita
rumi membuat aku sangat penasaran.
“Nak, ada
kepercayaan orang-orang disini yang entah sejak kapan ada. Karena setahu bapak,
saat bapak kecil tidak ada kepercayaan seperti itu disini. Kejadian itu muncul
lima tahun lalu, berturut-turut beberapa orang hilang di laut, tanpa jelas
mengapa. Bahkan sekalipun itu disaat tak ada badai. Dan mereka yang hilang tak
pernah diemukan. Bapak seorang katolik, tidak terlalu percaya tentang hal-hal
seperti itu, itu di luar nalar manusia. Mereka yang juga sudah beragama pun
akhirnya dengan ketakutan percaya pada seorang dukun yang tinggal dihutan di
bukit sana. Bapak sangat menyayangkan, karena dukun itu pun tidak pernah
dikenal, namun tiba-tiba muncul dengan teori yang cukup aneh” kata pak atbudi
menerawang jauh.
“Apa itu pak?”
Tanya ku penasaran
“Seorang dewi
dilaut yang membawa mereka untuk dijadikan suami. Dan agar anak-anak mereka
tidak diculik lagi, mereka harus mempersembahkan seorang pria yang gagah dan
harta-harta yang dalam jumlah besar unutuk dikurbankan.terus harus ada perawan
yang menjadi sarana ia memanggil sang dewi” kata pak Atbudi. Aku terkejut
mendengarnya, dan sekilas tiba-tiba aku mengingat kejadian yang kabur membuat
kepalaku sakit tak tertahankan.
“Sebaiknya nak
badai tidur sepertinya nak badai kurang sehat” kata Atbudi khawatir. Yah dan
sakit kepalaku terasa menusuk. Cerita mengerikan tadi membuat ku mengingat
sesuatu yang kabur, soal api dan bunyi mendenging di telinga.
Ingatan itu
terbawa mimpi memuat aku terkejut saat malam dan tak bisa tertidur lagi. Tapi
aku tak ingin membangunkan siapa-siapa didalam rumah ini karena aku juga khawatir
mereka akan cemas pada kondisiku.
Saat pagi tiba
aku berangkat bersama pak Atbudi kekantor desa. Di jalan kami bertemu dengan
seorang pria dengan pakaian penuh dengan jimat dan kalung aneh memandangku
penuh arti. Pak Atbudi menarikku lekas menuju kantor desa dan masuk kedalam
ruangannya.
‘Nak jangan
sekali-kali terlibat dengan orang tadi” katanya dengan wajah memucat.
“jadi dia
orangnya, tapi pak saya sepertinya pernah melihat tatapan itu. Hanya saja
semuanya gelap ketika saya coba mengingatnya.’ Kataku mencoba mengingat mata
itu yang sepertinya pernah ku lihat.
Tapi entah dimana mata itu pernah menatap
seperti ingin membunuh ku. Apakah ia pernah ada dalam masa laluku. Atau mungkin
seseorang dari masa laluku pernah menatapku seperti itu, rasa sakit mulai
menyerang tapi coba ku tahan. Hari ini aku ingin memulai sesuatu yang positif
yang tak perlu ditambah dengan masalah sakit kepalaku.
Ku melihat
sebuah computer disudut ruangan yang tak pernah dipakai. Aku mulai tertarik
pada benda itu ketika mendekatinya. Aku mulai menekan tombol on pada CPU.
Ingatan ku mungkin belum kembali tapi aku masih tahu apa fungsi benda ini dan
namanya bahkan menggunakannya. Aku merasa kalau beberapa orang dikantor itu
sedang menatapku dengan menahan napas mereka. Dan layarpun menyala, aku mulai
menyukai ini dan tanpa perlu berpikir terlalu keras, aku bahkan tahu fungsi
seluruh program dan tombol pada alat ini.
“Nak badai tahu
menggunakannya” Tanya atbudi. “apa ingatan nak badai sudah mulai kembali?”
“Belum, tapi aku
hanya tahu begitu saja pada benda ini dan merasa senang memegangnya. Mungkin di
masa lalu aku sering menggunakannya dan menjadi kebiasaan jadi tidak terlalu
perlu untuk mengingat.” Kataku sambil memeriksa alat yang katanya sudah sejak
diterima satu tahun lalu tidak pernah digunakan lagi.
“Masyarakat disini
seharusnya dapat bantuan internet masuk kampung, tapi dengan pimpinan dukun
sakti mereka menolak masuknya alat ini. Padahal itu membantu kami semua.” Kata Atbudi.
“Jadi internet hanya ada dikantor desa ini tanpa berfungsi karena kami juga
tidak tahu menggunakannya.”
“Sudahlah pak
biar saya periksa mungkin masih bisa digunakan.” Aku memeriksa semua system
yang ternyata dalam kondisi yang sangat sempurna. Hatiku tergelitik untuk
menyalakan dan mengutak-atik benda ini ada rasa senang meluap-luap dalam hatiku
pada komputer. Dan benar saja aku berhasil membenahi benda ini dengan mudah dan
hati yang senang.
“Wah akhirnya
pak, sayang masyarakat tidak bisa menggunakannya karena provokasi orang itu.”
Kata seorang pria dibelakang ku. “Aku sih sebenarnya bisa mengetik dengan komputer,
tapi itu jaman SMA dulu di kota. Sekarang sih mana berani, hanya mau menggunakan
mesin tik saja takut merusaki alat-alat kantor. Hehehehe! Kata nya sambil
menggaruk kepalanya.
Aku hanya
tertawa. Pria ini mungkin seumuran denganku dan tampak sangat baik.
“Baiklah biar
saya bantu apa yang bisa saya kerjakan.” Kataku pada pak atabudi.
“Nak badai
tolong ketikan surat ini” kata pak Atbudi menyodorkan contoh surat yang harus
ku ketik. Aku menerimanya dan mulai mengetik pada komputer surat sepanjang dua
halaman itu. “Kalau bisa ya sore ini habis ya.” Katanya dan aku mengangguk
walau aku tahu butuh waktu hanya lima belas menit mengetik dan mengedit tulisan ini. Aku
sendiri kagum dengan tangan ku yang mampu mengetik dengan cepat dan mrngetahui
trik komputer yang bisa aku gunakan untuk mempercepat pekerjaan ku.
Dan benar saja
pak Atbudi tercengang dengan kecepatanku membuat tulisan itu. Dan sangat
berterima kasih karena pekerjaannya terbantu.
“Pak kalau boleh
saya bisa menggunakan internet yang ada pak?” Tanya ku saat makan siang di meja
makan bersama.
“Tentu saja
boleh” kata atudi sambil tersenyum padaku. Dan rumi memandangku dengan teduh.
Aku menyukai gadis ini. Ia selalu membuatku nyaman ketika berada disampingnya.
Pandangannya seteduh ibunya. Dan entah mengapa hatiku selalu bergetar melihat
wajahnya yang cantik dan ayu itu.
Seperti biasa
aku selau memandang laut setiap malam dan selalu dikatakan kalau itu kebiasaan
yang kurang baik untukku karena bisa menggangu kesehatan ku.
“Setiap malam
memandang laut. “ kata suara lembut milik rumi disampingku. “apa yang membuat
nyaman berada lama disini”
“Entahlah, tapi
tempat ini selalu membuatku nyaman.” Kataku memandang wajah oval rumi. Dan
dibawah sinar bulan ini aku bersumpah telah melihat seorang bidadari yang
cantik jelita. Dan sekarang ia sedang duduk dan berbagi cerita denganku.
“Esok bulan
purnama, tidak baik kau sendirian diluar. Didesa mereka pasti sedang menyiapkan
segalanya untuk tumbal. Bersyukurlah ayah memilih tinggal sedikit lebih jauh
dari desa. Kami semua tidak nyaman tinggal didalam kampung. Sejak awal ayah
tidak pernah setuju dengan tumbal, dan karena itu ayah selalu diganggu.
“Kenapa tidak
melaporkan ke pihak berwajib” tanyaku penasaran.
“ Pernah, tapi
masyarakat menyembunyikan mereka. Ayah masih tetap berhubungan dengan polisi,
untuk mengumpulkan bukti. Setahun yang lalu seorang polisi hilang dan tak
pernah ditemukan lagi. Desa ini seperti telah dikucilkan. Dan jauh dari
sentuhan modernisasi.” Katanya dengan wajah yangsedih. Aku tertarik, tapi aku
ingin sekali meredam rasa ini. Aku ingin rumi selalu disampingku. Wanita ini sangat
cantik dan lembut, dan aku bisa merasakan kelembutan jiwanya. “Menunggu keajaiban
itu datang” desah ku perlahan. Tak mengerti untuk apa aku menyebutkan kata-kata
itu.
“Yah. Dari sini
kau bisa melihat obor yang menyala disana, itu panggung persembahan. Dan
seorang gadis telah dipilih sekarang dan sekarang sedang dimandikan. Aku pernah
kesana dengan sembunyi-sembunyi untuk melihat kejadian itu. Aku penasaran
dengan ritual apa yang mereka lakukan dan ternyata sangat mengerikan. Aku tak
ingin kembali lagi disana.” Kata rumi. “saat kau ditemukan aku merasa kau
hadiah dari laut untuk menyelamatkan kami, dan aku ingat cerita injil tentang
yesus yang meredakan badai setelah menghardik badai tersebut, karena badai
berhenti setelah kau ditemukan.” Katanya menatapku dengan tatapan yanga
sempurna
“Tapi aku tidak
menghardik badai kan” kataku sambil tersenyum badai.
“Aku percaya
Tuhan punya cara sendiri untuk mengabulkan doa umatnya. Mungkin kami beberapa
keluarga yang tinggal diluar desa ini, berharap banyak tapi kami rindu untuk
kembali tinggal bersama warga didalam perkampungan.” Katanya. Dan aku diam-diam
mengakui perkataannya benar. Karena menurutku bertemu dengan keluarga ini dan
terutama rumi adalah harapanku untuk hidup. Dan Tuhan menunjukan penolongku ini.
“Semalam aku
bermimpi tentang sebuah gereja, dan seorang renaja 17 tahun menggandeng
eyangnya masuk kedalam gereja yang indah.
Dan wajah eyang itu begitu bahagia, begitu pula dengan remaja itu.”
Kataku mengingat kembali mimpi yang membangunkan aku semalam. ”Tapi pada saat
mereka keluar dari gereja itu sang eyang tiba-tiba jatuh ke tanah dan tersenyum
pada remaja itu dan wajahya memucat karena ia sudah tak bernapas lagi. Lalu aku
terbangun dan merasa sangat sedih sekali.” kataku
“Mungkin kau
sangat rajin kegereja dulu. “ katanya padaku. Dan aku tersenyum kepadanya.
“sudah larut
sebaiknya kita masuk saja. Besok aku harus bangun pagi-pagi dan kurasa kau juga
bukan” kataku meriah tanganya dan membantunya berdiri. Dan benar saja hatiku
bergetar tak terkendali merasakan sentuhan lembut tanganya. Aku berpikir
mungkin malam ini akan bermimpi indah.
Tapi kami
dikejutkan dengan gedoran pintu rumah tetangga kami. Rumah milik bibi fatma,
dan bersamaan itu terdengar teriakan bibi fatma histeris. Aku ingin keluar,
tapi dicegah oleh bu atbudi dan membiarka pak atbudi keluar. Dari lubang di
jendela aku bisa melihat sebuah golok di letakan di leher pak atbudi yang
memucat. Dan putri bibi fatma yang beranjak remaja itu diseret dengan paksa. Aku
mulai merasa marah tapi rumi memegang lenganku mencegah ku untuk bertindak
bodoh. Beberapa saat mereka pergi dan pak Atbudi memapah bu Fatma masuk
kerumah.
Tiba-tiba saja
kepalaku terasa sangat sakit, aku mulai mengingat mata itu lagi, mata itu
menatapku penuh marah tapi ia terlihat bersih dan rapi tapi ia orang yang sama
dengan dukun itu.
“Bimoyo” desahku
perlahan mengingat nama itu dan semua terasa gelap aku tak sadar.
Sinar matahari
mulai masuk lewat jendela aku terbangun dan merasa kalau kepalaku terasa berat
dan mengenali diriku yang terlihat kacau. Otakku penuh dengan memori dan
menatap keadaan rumah sederhana dan berusaha menenangkan diriku.
“Kau sudah
bangun badai? bagaimana keadaan mu? Semalam kau tak sadarkan diri” kata bu Atbudi
saat masuk kekamarku membawa air.
“Aku baik-baik
saja bu, dan otakku terasa penuh dengan memori” kataku seperti mengambang. Nama
badai terasa bagus tapi namaku johanis satria aku harus mengatakannya.
“kau ingat
semuanya?” Tanya bu Atbudi.
“Yah semuanya,
nama, pekerjaan, rumah, sepupuku, tanteku, dan segala sesuatu yang kutinggalkan
di Jakarta. Mereka pasti mencariku disana.” Kataku mencoba tenag.
“Syukurlah aku
akan memberi tahu bapak. Rumi sedang merawat bu fatma didalam kamarnya.” Kata
bu Atbudi dan langsung memanggilkan suaminya.
“Jadi nak badai
sudah ingat semuanya” kata Atbudi setelah duduk disampingku.
“Ia pak, namaku
sebenarnya jhon aku selama ini tinggal dijakarta. Pesawat yang aku tumpangi
saat akan berangkat ke Philipina mengalami turbelensi hebat akibat badai dan
terjatuh.” Kataku menjelaskan.
“Baiklah, nak
sebaiknya menghubungi sanak saudara nak badai eh maksud saya nak jhon. Bukannya
apa tapi sepertinya dukun itu mengenal nak badai eh maksud saya nak jhon” kata
atbudi khawatir.
“Badai juga
tidak apa-apa pak. Dan soal dukun itu, aku memang measa pernah melihat
tatapanya itu kemarin saat berpapasan. Namanya bimoyo dan ia mungkin buronan
polisi sekarang karena sesuatu yang terjadi lima tahun lalu. Ia stafku di kantor
yang kupecat enam tahun lalu dan setelah kejadian itu ia menghilang kemudian.’
Kataku menjelaskan kenapa bimoyo mengenalku.
“Jadi namanya
bimoyo. Pantas saja ia terlihat pintar, ia rupanya seorang sarjana.” Kata
atbudi memucat. Rumi mendekap mulutnya.
“Ia seorang MBA,
master bisnis lulusan universitas terbaik di eropa. Tapi sejak awal ia bekerja
ada sesuatu yang ganjil. Ia menyukai kekuasaan, dan tamak. Dengan licik ia
berhasil menduduki jabatan di perusahaan sampai ketika saya mengambil alih
perusahan setelah menamatkan pendidikanku. Perusahaan yang selama ini di
tangani pamanku ternyata dirongrong oleh orang dalam sendiri tanpa
sepengetahuan pamanku. Dan saat aku mulai curiga dengan apa yang dilakukan oleh
ia, dan pamanku berusaha membongkar segalanya. Ia membunuh pamanku. Sehari
setelah aku memecatnya. Bukan hanya itu ia membuat masa depan adik sepupu dan
kehormatan tanteku hancur.” Kataku mengenang semuanya. “tanteku sekarang
dirumah sakit jiwa dan putrinya mengalami deperesi berat hingga mengalami koma
selama 6 tahun ini.” Kataku. Semua terhenyak didalam ruangan ini. Dan aku
merasa tak perlu lagi menceritakan yang lain tentang kejadian lima tahun lalu
ketika ia mencoba memunuhku tapi membuat seorang wanita yang paling aku cintai,
yang menyayangiku semenjak kepergian eyang dari sampingku selamanya. Tepat saat
kami keluar dari gereja setelah pernikahan kami. Dan kali ini aku bertemu
dengan ia lagi sedang mencoba mengahncurkan orang-orang yang aku cintai.
“Pantas saja
semalam ia mengatakan akan membunuhmu jika kau ikut campur dan menghancurkan
semuanya seperti dulu. Jadi ini yang ia maksud yah.” Kata atbudi.
“Pak apa
dikantor desa ada telepon aku ingin menelpon kerumah,’ kataku kemudian. Kantor
desa ditengah desa.
“kantor desa ada
ditengah desa. Sebaiknya kita menggunakan milik puskesmas saja. Kami tidak
masuk ke kantor desa setiap bulan purnama. Suasana kampung teasa mencekam
sedangkan puskesmas ada sedikit terpencil di luar kampung. Ayo kita kesana.’ Kata
pak atbudi.
Kami pun
berangkat kesana semuanya, bersama beberapa keluarga disekitar. Menurut mereka
puskesmas adalah tempat yang baik untuk mengungsi sementara. Apa lagi dokter
yang ada disitu dekat dengan Tuhan membuat mereka nyaman. Saat tiba disana aku
langsung menghadang dokter dan bertanya kepadanya tentang telepon yang bisa
digunaka.
“Ada diruangan
saya, dan internetpun bisa terkoneksi disini. Bimoyo tidak pernah kemari jadi ia
tidak tahu.” Kata sang dokter “jadi ingatan anda sudah kembali badai. Syukurlah
kalau begitu.” Katanya lagi.
“dokter dharma,
seorang dokter ahli jantung terbaik. Jadi setelah kejadian itu anda kemari.”
Kataku padanya dan kemari “aku ingat saat kau membantu eyangku dua belas tahun
yang lalu.” Kataku.
“jhon, kaukah
bocah itu. Aku bangga melihatmu disini.” Katanya menatapku penuh rasa sayang.
Dan aku tahu aku memang masih menghormatinya. Setelah kematian istrinya ia
berhenti menjadi dokter dan dosen diuniversitas sembilan tahun yang lalu.
“Nanti saja
nostalgianya aku harus menelpon. Dan anda harus menemani mereka. Bu fatma masih
terguncang sekarang. Sebelumnya terima kasih banyak dokter.” Kata ku lalu menekan telepon. Ia
tersenyum padaku seakan mengatakan kalau aku memang tidak pernah berubah.
Aku menahan
napasku ketika namar yang aku tuju tersambung. Terdengar suara wanita disana.
“halo selamat
pagi ada yang bisa saya bantu.” Katanya.
“aku ingin
bicara dengan setyo lila,”kataku
“pak jhon. Ini
benar anda, tentu saja aku akan menyambungkannya. Pak setyo sudah hampir gila
karena kerepotan. Ya tuhan anda selamat. Trimakasih tuhan,” kata lila setengah
menjerit
“sekarang
lila,setelah itu baru anda boleh curhat. Tapi nanti.” Kataku ersenyum geli pada
wanita ini. Apakah ia sudah berani menyatakan perasaannya pada setyo,atau setyo
sudah sadar sendiri dengan perasaan gadis ini padanya da juga hatinya.
“pak jhon” kata
suara terkejut dan lega disebelah. “ya tuhan doaku terkabul. Anda selamat!
Dimana anda sekarang aku akan segera menjemput,aku bisa karena ditinggalkan
anad sendiri disini.” Kata jhon denga
reaksi ang sama denganlila.
Yah lila sudah
mengataknnya. Dan sepertinya tidak baik, aku masih normal untuk merindukan kamu
sobat.” Kataku sdikit bercanda. “aku belum bisa pulang sekarang. Tapi aku akan
membantumu menjalankan perusahhaan dari sini, setidaknya engobati rasa rindu kau sendiri.”
“dasar kau,
kecelakaan itu tidak membuat kau berubah. Baiklah apa yang kau ingin au lakukan
sekarang” katanya.
“kirimkan semua
hal yang bisa aku tetap terhuung dengan mu. Aku sekarang di sebuah desa di
kepulauandi dekat Sulawesi. Kurasa kau bisa melacak keeradaan nomor telepon
ini. Dan satu lagi, kirimkan semua ke emailku aku akan membukanya dari sini.
Dan cari tahu tetang bimoyo, semuanya. Aku terima sebelum pukul 7 malam dan….”
“tanpa
kesalahan. Kau memang jhon. Tunggu aku akan segera mengerjakannya. Apapun itu,
tapi untuk apa semua itu.” Kata setyo penasaran.
“ceritanya nanti
saja aku mau kau mengatur semuanya dan sesuai dengan yang aku katakana. Oh ya
salam untuk lili. Katakana padanya jika kau tidak mau menerima cintanya. Aku
siap menggantikannya” kata ku. Dan terdengar makian disana dan aku tertawa lega
mendengar kata-kataku.
Mungkin apa yang aku kerjakan sekarang
sudah terlambat, tapi aku harus mencoba menghentikan semua kegilaan ini. Yang
perlu dilakukan sekarang adalah membiarkan bimoyo tahu kalau aku amasih lupa
ingatan. Tapi yang aku tahu memang semuanya harus dihentikan. Dan Bimoyo harus
tahu kalau ia tidak bisa terus seperti ini. Terlalu banyak penderitaan yang ia
sebarkan pada setiap orang hanya untuk kesenanganya. Pria ini memang benar
sakit jiwa.
Aku menatap
beberapa wajah yang tegang duduk bersimpuh dan bu fatma yang sedang terpukul
duduk menyandar pada bu atbudi. Rumi menatapku, ini pertama kali aku sadar aku
jatuh cinta pada gadis ini sejak kematian istriku enam tahun lalu. Dan janin
yang sedang bertumbuh di rahimnya.
Aku langsung
masuk keruangan yang ada komputer menyambungnya dengan kabel telepon yang ada
dan berusaha mengakses system perusahaan. Dan setyo memang selalu bekerja cepat
dan efisien dan semuanya sudah ada di emailku, data perusahaan dan sebuah pesan
kalau ia masih mencari tahu tentang bimoyo. Akupun merasa ada yang ganjal
ketika mencoba mengakses dan menjebol data-data yang ada dikomputer sekitarku
yang sedang terkonek dengan internet. Dan menemukan sebuah komputer yang ada
tak jauh disekitarku yang sedang beroperasi. Dan user yang ada adalah user yang
ada pada komputer kantor desa.
Aku memanggil
pak atbudi yang datang bersama dokter darma dengan wajah tegang.
“ada apa nak?”
“kata bapak komputer
yang ada tidak pernah digunakan dikantor desa bukan? Tapi aku sedang mencoba
terhubung dengan beberapa server yang ada dan menemukan kalau komputer itu
sedang beroperasi sekarang. “ pak atbudi melihataku dengan bingung.
Maksud kamu ada
yang sedang menggunakan internet dikantor desa.” Kata dokter dharma menjelaskan.
“ia benar
sekali, dan sekarang aku sedang menembusnya, orang ini tidak terlalu tahu
tentang system kerja. Tapi aku juga seorang craker dan cukup ahli. Ia bisa
menggunakan internet dan menerapkan aplikasi dengan baik tapi bukan hacker
melihat ia menjalankan pengiriman email dengan rapi dan teratur sesuai alurnya.
Tapi penerimanya seseorang yang cukup ahli dalam computer. Susah menembus
servernya. Tapi aku sudah hampir mendapatkanya. Dan ini email yang ia kirim”
kataku sambil menekan enter. Sebuah email terbaca didalamnya.
Hari ini dikirim tepat tengah malam.
Semuanya standby, dan paket segera tiba
“apa maksudnya”
kata pak atbudi bingung
“jika mereka
ahli komputer aku tidak mungkin bisa menembus jaringan mereka hanya dengan
computer rumah dengan aplikasi sederhana ini. Tapi mereka cukup tahu tentang komputer.”
Kataku. “di kantor desa apakah hanya pria itu yang tahu tentang internet”
“maksud kami
ajit, ia katanya pernah menggunakan computer aku juga pernah melihat ia
menggunakannya. Tapi tidak selancar kamu mengotak-atik barang pintar ini.
Bahkan dokter dharma pun juga lebih tahu.” Kata atbudi. Otakku beprikir dengan
cepat tahu kalau pria ini adalh salah satu kaki tangan bimoyo. Paket yang
dimaksud adalah tumbal itu, tapi mau dibuat untuk apa, kita tak pernah tahu.
Pria-pria itu tidak benar-benar mati atau diculik dewi laut. Sesuatu yang besar
terlibat, tapi apa kita tak tahu. Penjualan manusia, tapi biasanya wanita dan
anak-anak jarang untuk lelaki. Sebenarnya apa iini.
“apa kah yang
terjadi dengan anak perempuan yang dipakai sebagai perantara itu? Tanyaku
kmeudian
“mereka
dipulangkan tapi banyak yang bunuh diri setelah itu dan yang selamat selalu
memiliki mimpi yang buruk.” Kata abudi. “seperti rumi!” kata atbudi membuat
hatiku mencelos. Ya tuhan rumi juga itu sebabnya ia mengatkan padaku kalau ia
pernah melihat ritual itu.”butuh waktu tiga tahun untuk ia kembali normal karena kerja keras dokter darma. Dan ia tertolong
tapi tetap bermimpiburuk hampir setiap malam’
“apa yang harus
kita perbuat sekarang!” kata dharma.
“berdoa, dan
berharap mujisat. Aku sedang meminta temanku mengatur segala sesuatu di
Jakarta. Bimoyo munkin harus dihentikan tapi kita butuh cara yang bagus yang
membuat ia benar-benar tertangkap kali ini. Dan aku akan memikirkanya, sudah cukup kehidupan yang ia
lakukan sekarang” kataku penuh kemarahan, pria ini telah mengahncurkan
kehidupan damai didesa ini.
Semua terdiam
dalam ruangan dan aku terus bekerja dalam diam memandang komputerdan terus
menghack computer diseberang yang masih terus berhubungan tanpa menyadari
diintai. Ia terus mehubungi setyo yang bersedia membantunya. Sahabat terbaiknya.
Tepat pukul 7
malam beberapa file tentang setyo telah ia pegang ia memprintnya dan
menyimpanya didalam amplop.
“pak atbudi,
bukankah pak atbudi selalu berhubungan dengan polisi?” tanyaku pada pak atbudi
“ia tapi ia
sekarang ada dikota dan suasana sangat mencekam skarang lagi pula kita harus
berjalan 20 km
untuk menemukan jalan raya umum dan kendaraan. Besok pagi baru kita akn tiba di
sana, dan siang baru tiba dikota.’
Kataku
“kalau begitu
aku akan kesana, seseorang bisa menujukan jalan sekarang.” Pak atbudi
menawarkan diri tapi rumi menatapku dengan gugup
‘ayah harus
tetap disini mereka semua membutuhkan ayah dan dokter darma. Aku yang akan
menunjukan jalan kepadanya. Kata rumi. Aku tersenyum menyenangkan ditemani
seorang gadis tapi aku tidak ingin ditemani oleh rumi perjalanan ini.
“nak ayah tidak menginginkannya.”
Kata atbudi menolak. “Nak
ayah tidak ingin seperti itu” katanya.
“ayah percayalah
padaku, semua harus dihentikan sekarang. Dan aku sudah bosan dengan semua ini”
kata rumi. Aku memandangnya dan berharap
ia tetap tidak diijinkan untuk ikut.
“sebaiknya memang
pria yang emenmaniku” kata ku.
“aku saja” kata
bocah berumur 13 tahun di ujung ruangan. Aku tahu jalan dan akan menemani
tuan.” Katanya cepat. Aku mengangguk dan rumi pun terdiam. Pak atbudi pun
mengangguk lega begitupun dengan dokter dharma. Aku tersenyum.
Kami berjalan
dalam gelap masuk kehutan. Anak itu terus terdiam, dan aku pun terpaksa juga
diam walau banyak yang ingin aku tanyakan.
Jalanan mulai terjal dan sedikit berat.anak itu terlihat lincah dan agak sedikit
terburu-buru. Sesaat aku merasa mendengar suara langka dibelakang kami, tapi malam telah tiba dan ini terlalu berat untuk dilalui.
Mungkin aku hanya berhayal. Kami tiba disebuah sungai kecil yang airnya
mengalir jernih. Aku benar-benar kecapaian jadi aku menundukan wajahku sekedar
untuk membasuh wajah dan meminum air yang ada.
Aku melihat
byangan di air jernih itu walau gelap aku tahu anak itu sedang mengangkat batu
dan berniat memukul tengkukku. Refleks aku berbalik dan memerangkapnya di
tanah. Ia mengamuk karena tak berhasil.
“siapa yang
menyuruhmu bocah! Tanyaku dengan tenang.
“dia akan
membunuh ibuku jika aku tidak melakukannya. Aku harus melakukannya, bahkan ia
berencana membunuh kami semua” katanya terbata-bata.
“dukun itu!”
Tanya ku tenang.
“ia, ia bahkan
mengancam kak rumi jika tidak membunuhmu maka ia akan membunuh pak atbudi, dan
ibunya, bahkan mengatakan akan mempertemukan rumi dan kakaknya” kata bocah itu
menangis. “kak rumi pasti ingin melakukannya. Aku tidak ingin kak rumi
melakukannya, karena aku melihat kak rumi menangis karena itu. Dan aku pernah
melihat kak rumi mengecup kening kakak pada saat kakak tidur. Aku takut..!
Aku terdiam, dan
instingku menajam dan ini di tengah hutan langkah kaki tadi benar-benar ada
bukan hayalanku. Dan langkah kaki itu mengendap-endap di deretan pohon tidak
jauh dari situ. Aku mematikan obor dan suasana dalam gelap. Aku pernah bekerja
dalam keadaan gelap gulita, dan aku mendekati suara itu dan tanpa suara.
Tubuhnya lebih kecil dan sedang berusaha mengawasiku yang sekarang tanpa ia
sadari ada di belakngnya.
“apa yang kau lakukan bisik ku? Sambil
mengunci lengan dan kakinya ke pohon. Dan pada saat itu aku sadar kalau itu
rumi. “mengawasi untuk membunuhku!”
Ia menjerit
kesakitan dan menangis tertahan.
“maafkan aku,
mereka yang meminta. Aku takut.! Katanya sambil menangis. “aku tidak bisa
melakukannya tapi aku harus. Walau aku telah…” katanya ragu.
“jangan katakan
apa yang akan kau sesali rumi. Trimakasih karena itu. Tapi berhentilah untuk
percaya dengan penipu itu” kataku.
“begitu
menurutmu, bukan kau yang direnggut kehormatannya dan hampir gila. Bukan kau
yang selalu mimpi buruk setiap malam. Bukan kau yang kehilangan seorang kakak
yang amat kau sayangai” katanya marah
“yah memang,aku
mengerti rasanya kehilangan apa yang paling berharga dalam hidupku karena
laki-laki brengsek itu. Kau tahu ia membunuh istriku didepan pintu gereja setelah
pemberkatan. Dan istriku yang setelah ia tiada
baru aku tahu telah mengandung anakku. Apa menurutmu itu?” bentakku. Rumi
terkesima menatapku dan wajahnya memucat. Dan ya tuhan aku baru sadar betapa
rapuhnya rumi, dan aku tidak sadar telah membentaknya karena kerapuhan dalam
jiwaku.
“rasanya
menyakitkan saat kau tahu kau akan bahagia kau malah kehilangan semuanya”
kataku dengan air mata yang tak bisa kutahan.
Akhirnya ia
tenang dan aku mendekapnya. Malam semakin larut dan kami sama-sama lelah karena
itu dan kuputuskan untuk beristirahat sebentar. Bocah itu telah tenang dan karena
lelah dan kesakitan ia terbaring pulas. Rumi duduk disampingku yang
membaringkan diri di tanah. Malam semakin larut dan dingin dan aku mulai menyukai perjalanan ini.
“kau seharusnya
tinggal rumi, aku ingin tidak terjadi apa-apa denganmu” kataku.
“aku kabur lewat
pintu belaknag” katanya
“tidak kusangka
kau keras kepala,”godaku dan ia berbalik dan memandangku tersenyum kaku.
Dan ya tuhan aku
benar-benar menginginkannya. Ia berbeda dan lugu. Dan aku jatuh cinta pada
perempuan desa ini. Dan aku tidak bisa menghentikannya saat aku meraih wajahnya
dan mengecup bibirnya lembut. Dan tersadar dari kegilaanku sementara saat ia
menolakku dengan kasar.
“maafkan aku!
Katanya kemudian
“tidak aku yang
salah tidak seharusnya aku melakukannya.” kataku berusaha mengontrol diriku. Tapi ia berpaling padaku tepat dihadapanku dan aku melupakan semuanya. Yang aku tahu aku mencintainya. Dan kali ini aku tidak membiarkan ia menolakku dan beberapa saat ia bisa menerima ku.
Wajahnya cantik
dan ayu dan terasa sempurna dalam pelukanku saat aku merangkulnya. Desahan napas kami mengalahkan suara makhluk-makhluk malam disana. Aku kehilangan kendali mendesaknya dan memberikannya padaku dan akhirnya ia menyerahkan
segalanya padaku. Aku dan dia dalam kesempurnaan karena aku tahu ia juga mencintaiku dan meraihnya bersama-sama.
Semuanya terasa
sempurna sekarang. Gadis yang telah membawa dan mengenalkan ku pada cinta ada
dipangkuanku sekarang. Diam-diam aku mulai merasa takut akan kehilangan lagi,
seperti sebelumnya. Sesuatu yang terasa sempurna bagiku berakhir dengan
kesedihan. Kali ini aku tidak ingin lagi itu terulang.
“katakan yang
sebenarnya padaku! kenapa wanita selalu menyimpan segala sesuatu
dihatinya?” bisikku. “Padahal kalian
selalu punya tempat untuk memberikanya, pikirku kemudian.”
Ayam terdengar
berkokok membangunkan ku, dan melihat rumi tertidur pulas dipangkuanku. Ia
bahkan terlihat sanagt cantik pada saat tertidur.
“sayang bangunlah kita harus melanjutkan perjalanan” kataku ditelinganya. Dan
ia pun membuka matanya perlahan-lahan menatapku dan semuanya terasa sempurna.
“ia”,katanya
manja. “Apa itu semalam,” tanyanya padaku dengan gembira.
“cinta,” kataku
membantunya berdiri.
“dimana anak
iitu sebenarnya?” katanya.
“ia sudah
kusuruh kembali dan tenang saja. Aku tidak melakukan apa-apa padanya, dan tidak
perlu kuatir. Kita harus segera sampai ke kantor polisi. Dan soal kakakmu, aku
rasa kalau ia masih hidup ia akan kembali padamu!”kataku. ia mengangguk dan
kami melanjutkan perjalanan yang cukup jauh itu. Dan kami tiba dipinggiran
jalanan beraspal tepat sebuah mobil yang lewat. Aku menahannya dan menaikinya.
“pak kita ke
kota sekarang, kira-kira perlu berapa lama dari sini.” Tanyaku melihat sang
sopir menilainya. Orang ini pernah belajar bela diri tapi jarang
menggunakannya.
“sekitar 3
setengah jam pak. Itu kalau saya ngebut.! Katanya.
“pak arul” kata
rumi kemudian. “wah pak lama tidak bertemu.” Aku memandang rumi dan pria itu
bergantian.
“loh, dik rumi.
Anaknya pak atbudi kan. Lama tidak bertemu ya. Katanya sambil memasukan
pesenering. “tidak sangka, sejak kejadian itu akhirnya saya bisa juga ketemu
dengan orang kampung”
“wah bapak
bagaimana? Sehat?” kata rumi. “sejak kepergian bapak semuanya jadi semakin
kacau. Sekarang tinggal bapak dan dokter darma berjuang sendiri”
“hmm… apa boleh
buat. Dukun gila itu bertindak seenaknya. Sekarang saya bekerja pada misi
gereja, kalau kamu melhat keadaan romo Lukas sangat menyedihkan. Ia sekarang di
rumah jompo.” Katanya
“jadi ini mobil
gereja ya pak. Sebenarnya kami ada keperluan sebentar dikota. Kami harus lari
dari kampung untuk itu. Dan mungkin sekarang mungkin mereka berpikir kalau kami
sudah mati” kataku dan memperhatikan ekspresi dari rumi yang terkejut. Aku
meremas jarinya agar ia tenang.
“Yesus. Katanya
tiba-tiba. “kasihan pak atbudi. “apa yang kalian pikirakan”
“saya terpaksa
pak. Itu agar rumi dan keluarga pak atbudi aman untuk sementara waktu sampai
sampai mendapatkan bantuan. Bimoyo itu selicin ular” kataku. “dan kalau
aku diberi kesempatan aku ingin sekali mebuat ia menyesali semuanya didalam
penjara seumur hidupnya.” Walau aku marah tapi aku berusaha berbicara dengan
ekspresi yang tenang.
“ jadi kamu tahu
nama asli dukun itu? Tanya pak arul penasaran.
“tidak ada
temanku yang pernah mengenalnya. Apa boleh buat pak? Saya hanya terdampar
disini dan ingin segera pulang. Tapi saya melihat kebiadapannya. Pak kalau bisa
saya ingin berbicara dengan pastor paroki atau siapa saja. Dan pastor Lukas
itu” katakua. “kalau saya tidaak salah menebak dia berkebabgsaan italia kan?
Kataku kemudian. Rumi memandangku terkejut begitu pula dengan arul. Dan ia pun
mengangguk perlahan.
“nak, sebenarnya
apa yang kau rencanakan terhadap bimoyo nak. Dan siapa kamu nak,” katanay
bingung. Ibuku berkebangsaan italia dan ayahku keturunan inggris tapi WNI . Jadi percayalah aku hanya ingin memastikan
sesuatu. Dan bimoyo, dia buronan polisi Indonesia, philipina, FBI, dan
Interpol.” Kataku akhirnya saat jalanan telah masuk kedaerah perumahan.
“ya tuhan
penjahat seperti apakah dia sampai menjadi seperti itu.” Kata arul terkejut.
“sedikit lagi kita sampai digereja tempat romo Lukas berada. Dan
hari ini kebetulan ada kunjungan uskup disini. Mungkin kau bisa berbicara
dengannya juga. Kasus didesa itu sekarang memang sangat membuat gereja
kebingungan ditambah lagi dengan pemerintah yag tidak berdaya” aku menggangguk
tersenyum tenang. Dan kali ini biarkan aku bekerja sendiri rumi. Aku lebih aman
diluar sini. rencana ini biarkan sajaada dikepalaku dan tak perlu orang lain
tahu, dan aku harus bekerja dengan rapi dan tidak gagal. Aku tidak isa
menganggap enteng bimoyo. Ia jenius dan aku akui itu. Tapi tak perlu harus jadi orang jenius untuk bisa menjatuhkannya, hanya cukup menjadi
orang yang cerdik.
Mobil masuk ke
pelataran rumah pastor dan berjalan melambat. Kami masuk dan pak arul
mempersilahkan kami membersihakn diri dan memberikan baju yang bersih untuk
digunakan sedangkan bajuku dan rumi yang kotor dicucinya. Sang pastor begitu ramah pada kami.
“wah akhirnya
aku bertemu juga dengan orang desa itu. Dan katanya kamu terdampar didesa itu
dan akan balik kejakarta. “ kata
sang pastor. “pastor pembantuku sedikit lagi tiba, ia orang Jakarta juga. Yah
mungkin ia bisa senang soalnya daerah ini mebuat ia jauh dari kehidupan kota.
Dan aku sendiri heran ia bisa bertahan.” Kata sang pastor.
Kamipun diajak
untuk makan siang bersama. Dan pada saat itu sang pastor yangdikatakan tiba.
Kami saling berpandangan dan aku terkejut. Kini semuanya semakin mengganjal
dalam diriku.
“jhon, desah
sang pastor. “kau disini. “ kata nya.
“yah. Bagaimana
kau memnggil wajahmu sekarang. Romo agnus.” Kataku dan aku melihat air mata dipipinya. Ia
lansung merangkulku dan menangis. Semua terdiam.
“mereka bilang
kau sudah tidak ada pada saat kecelakaan itu. Apa yang
lain sudah tahu. Apa ayah dan ibu sudah kau kabari. Ibu menangis. Karena biar bagimanapun
kau sudah seperti putranya.” Katanya sambil terus merangkulku.
“jadi romo agnus
mengenalnya” Tanya pak arul memandang kami.
“dia ini kakak
iparku. Suami saudari perempuanku. Alice.” Katanya sambil menghapus air mata.
“jadi dia
saudaramu yang katanya meninggal dalam kecelakkaan pesawat itu. Dan suami dari
kakakmu yang meninggal enam tahun yang lalu.’ Kata sang pastor. Dan terlihat
cukup terkejut. Dan mereka akhirnya memandangku dengan teliti. Tentu saja,
karena jika mereka bersama agnus tentu saja agnus telah menceritakan siapa aku
dan orang seperti aku. Dan pasti agnus juga telah menceritakan kekuasaan apa
yang aku miliki.
“jadi kau
pengusaha muda, yang sangat sukses dan manusia jenius lulusan MIT itu. Bahkan
pada saat berumur 12 tahun dan 17 tahun anda telah memiliki gelar PHd di MIT.”
Kata pria itu. Aku mengangguk pelan, dan rumi memandangku lama. Aku mulai
berpikir, mendengar ini mungkin rumi akan menjauhi aku. Tapi aku harus
mendapatkannya, karena ia harus bertanggung jawab karena membuat aku jatuh
cinta lagi.
“sebenarnya aku
ingin menitipkan rumi disini. Aku akan berangkat ke Jakarta hari ini dan akan
pulang 2 hari lagi. Aku hanya ingin ia aman sementara disini. Dan soal bimoyo
aku janji setelah aku pulang, aku akan merubah
semua.” Kataku. Didekat sini ada bandara yang tak terpakai kan. Seseorang
menunggu ku disana jam 1 ini. “
Mereka semua
memandangku,dan romo agnus menatapku heran. Yah diantara mereka semua, agnus
tahu kalau ada rasa benaci dan marah yang aku simpan untu bimoyo.
“kau masih mengejarnya
juga,” Tanya agnus.
“tidak aku sudah
menemukannya, dan aku harus bergerak cepat agar aku tidak kehilanagan lagi.
Waktu kami tak banyak sebelum ini semua menjadi semakin rumit. Aku harus
bertindak lebih dulu sebelum intelejen yang bertindak. Karena itu berarti
hukuman mati ditempat. Biar bagaimanapun bimoyo harus hidup dan bertanggung
jawab. “ kataku menatap agnus.
“tapi kenapa
intelejen ingin bertindak juga,” kata mereka tiba-tiba. Dan aku hanya memandang
mereka dalam diam. Aku tidak boleh mengatakannya, karena jika mereka mengetahui
maka mungkin semuanya akan hancur. Bimoyo seperti sekarang ini dan harus mati
karena dia adalah borok yang muncul karena kesalahan yang mereka buat.
“sudah stengah
satu, pak bisa antarkan aku kelamat ini, “ kataku kemudian sambil menyodorkan
kertas yang kutulis alamat.
“untuk apa ke
tanah kosong itu?” Tanya arul bingung. Tapi akhirnya agnus memerikan tanda
padanya agar ia segera mengantarkan aku.
Akhirnya kau
berangkat kesana rumi begitu berat melepaskan aku. Tapi romo agnus dan kawannya
itu berhasil meyakinkannya untuk tetap tinggal.
“dik jhon
sebenarnya apa yang terjadi. Tadi katanya ingin bertemu romo Lukas” Tanya arul
dalam perjalannan.
“itu bisa
ditunda”jawabku singkat. Aku tersesat dalam pikiran aku sendiri. Akankah semua
ini harus berhasil. Ini semua karena kesalahan
lima tahun yang lalu, atau bahkan enam tahun yang lalu atau bahkan
memang sudah sejak lama. Dan tidak boleh ada kesalahan lagi agar semuanya
kembali membaik.
Pesawat jet
pribadi itu menerbangkan aku ke Jakarta dengan nyaman. Tak ada turbelensi, yang
mungkin membuat kejadian itu menggangguku lagi. Tapi aku selalu tidak peduli,
karena memang aku selalu begitu selalu tidak peduli pada hal yang tidak perlu.
Alice mengatakan aku terliahat tidak peka dan kadang terlalu keras berusaha
tanpa peduli dengan siapapun disekitar selama itu tidak terpengaruh dengan apa
yang aku inginkan. Tapi itulah aku, akan menjadi peduli ketika aku merasa
terganggu. Akan menjadi peduli ketika aku tersentuh.
Pesawat mendarat
sempurna di halim perdana kusuma, dan aku turun dengan sudah dijemput oleh
setyo dan lili yang menatapku bahagia. Dan aku tersenyum terkadang aku nyaman
melihat jika mereka berdampingan seperti itu dan tidak nyaman ketika mereka
saling mengejek dan menghina.
“oh pak jhon
senang anda bergabung kembali dan anda selamat. “ kata lili sambil tersenyum,
dan aku tahu gadis ini memang benar sedang bahagia sekarang.
“bagaimana
keadaan kalian? Tanyaku sekedar inin tahu sambil memeluk setyo bahagia.
“seakan kau
peduli saja. Yang aku tahu kau akan peduli jika aku tidak melaksanakan tugas
dengan baik dan kau merasa
tergannggu akan hal itu.” Kata setyo dan aku hanya tersenyum menatapnya. Dan
mulai erpikir apakah aku memang sesadis itu. Dan lili pun tersenyum.
“kenapa kau tidak
menanyakan padaku, karena kau harus peduli kondisiku yang sering mual dan
pusing itu akan menggangu pekerjaan ku’ kata lili sambil menatapku jahil.
“siapa yang
nmelakukan itu padamu, apa perlu aku mengahajarnya”
kataku lagi. Dan melihat ekspresi setyo yang mulai kesal.
“pacar ku yang
amnesia dan tak tahu malu meniduriku sehari setelah kami resmi pacaran.” Aku
menatap setyo yang menatap lili dengan kesal. Tapi lili dengan santai dan tidak
peduli membawa kami ke dalam mobil yang telah disediakan.
“kau tahu lili,
kau akan mendapat balasannya nanti.” Kata setyo masih kesal. Dan aku tersenyum
melihat mereka.
“terserah dengan
kalian tapi ada tugas tambahan untuk kalian. Aku ingin untuk sementara lili
menjalankan apa yang sudah aku instruksikan. Dan setyo sehari disini akan jadi
hari yang sulit. Kita akan bertemu dengan alain, aku sudah menelpon meminta
bantuan padanya, dan aku ingin kau cari tahu tentang ceroline. Perusahaan itu
punya sesuatu yang ingin aku tahu, aku tahu mereka sedang mengerjakan proyek
yang kita. Tapi kontraktor itu punya latar belakang yang ingin aku ketahui dan
apa hubungannya dengan CNFsingapore.” Kataku.
“ya tuhan
bukankah itu perusahaan kimia, dan ceroline kan Cuma kontraktor gedung.” Kata
lili bingung.
“aku sudah
memeriksa, ada biaya tambahan pemabngunan gedung disebelah gedung baru itu, dan
itu masuk ke rekening Ceroline. Mereka membangun sesuatu lewat gedung kita
tanpa berpikir bahwa kita punya pengawas dalam. Dan kau tahu, jumlahnya separuh
dari pemangunan gedung atas kita. Aku meminta untuk memaeriksa karena investor,
telah mencium sesuatu yang tidak beres.” Kata setyo lgi. Lili terdiam
memandangku ada pertanyaan besar yang pastinya ada dalam otaknya sekarang dan
dari kata-kata setyo pasti menanyakan apa yang aku lakukan tanpa sepengetahuan.
“apakah alan
sudah mengirimkan paket yang aku inginkan,” tanyaku sambil tersenyum pada
mereka.
“uh soal pria
itu yang erpikir bisa memerintahku dikantor ku. Aku tidak tahu kekuasaan apa
yang kau berikan padanya, tapi aku tidak ingin ia memperlukanku seenaknya” kata
lili dengan menatapku penuh kejengkelan.
“orang inggris
terkadang seperti itu, apa lagi ia punya gelar kebangsawanan, dan adik seorang
earl, itu membuat ia sedikit tidak suka pada wanita cerewet. Kataku. “ia sepupu
ku, dan tenang saja lili ia takut menyakiti wanita.” Dan lili menatpku dengan kesal dan setyo
tersenyum mengejek pada lili. Dan aku mulai nerpikir memang akan ada perang
setempat diantara mereka berdua. Suasana ini memang ku rindukan dan sesaat aku
mulai merinduka rumi, sedang apa ia disaana apaka ia akan baik-baik saja,
apakah agnus akan menjaganya. Kalau ini ia peduli, rumi mengajarkan padanya
bagaimana memedulikan hal-hal sekitar.
Saat didalam
perjalanan pulang dari tempat alan setyo menanyakan hal yang mengganggunya
lagi.
“siapa gadis
itu,cantik? Tanya setyo menatapnya dengan tersenyum mengejek.
“rumi!” jawabku
singkat. Menunggu respon setyo yang tia-tia memucat. “kenapa?”
“aku seperti
pernah mendengar nama itu,” katanya sambil menerawang. “tapi entah dimana?”
“ia yang menolong
dan merawatku, dan aku tidak tahu kenapa gadis itu membuaat aku selalu nyaman
sekaligus berdebar-debar.” Kataku.
“syukurlah, tapi
aku masih penasaran dengannya nama itu sering hadir dalam mimpi aku. Dan aku
sedikit terkejut mendengarnya. Yah kau tahu aku tidak ingat apa-apa sejak 5
tahun lalu saat lili dank au menemukan ku dirumah sakit hamper gila karena
tidak ingat siapa aku” kata setyo.
“apakah kau
pernah berpikir mencari tahu siapa kau, atau siapa keluargamu.” Tanya ku
padanya. “mungkin saja disuatu tempat mereka sanagt merindukanmu dan menuggumu
pulang setyo.”
Ia memandangku
dan aku memang melihat kerinduan itu dimatanya. Seandainya kau memang
mengingatnya, dan kau memang akan tetap seperti adikku. Aku ingat apa yang
dikatakan alan padaku kalau ini memang tidak merubah masa lalu tapi akan sedikt
mempernaiki masa depan. Yah ini memnag tidak akan merubah masa lalu, karena
walau bimoyo tertangkap, alice dan yang lain tidak akan pernah ada. Tapi
biarkan aku berusaha untuk melihat sdikit saja masa depan dan melihat semuanya
tenang.
“apa yang
membuat smua ini terjadi hanya tuhan yang tahu. Kau tahu setyo, aku selalu
berjanji pada eyangku kalau aku ingin selalu membuat ia bahagia. Dan hingga
akhir hidupnya aku berhasil membuatnya selalu tersenyum. Tapi tidak yang
terjadi denganku, rasa sakait selalu dekat denganku, dan aku hanya menahanya
sendiri tkut untuk berbagi.” Kataku. “tapi memang aku selalu tidak peduli sejak
itu, akrena itu satu-satunya cara agar rasa sakit itu bisa aku tahan. Dan itu
mungkin bakat. Aku selalu dibilang orang yang tegar, tapi itu mungkin
panadangan orang. Karena separuh hatiku dibawah pergi alice dan sekali lagi
rasa sakit yang ditinggalkannya aku tanggung sendiri.”
“kalau begitu
percayalah ada seseorang akan membawakanmu separuh ahti yang hilang itu dan
menjadikannya hak miliknya. Dan kali ini berusahalah untuk tak hilang lagi.
Bukankah kita diciptakan dengan kehendak yang bebas! Kata setyo. Dan aku
memandangnya. Ya, kehendak bebas untuk kita untuk memilih apakah kita akan
berjalan yang membuat kita tersesat terus, atau berbalik untuk berbalik
menemukan jalan untuk menuju jalan yang benar.
“saat aku kuliah
dulu aku punya seorang teman. Kami mengikuti sbuah sering bersama. Dan disitu
aku bertanya padanya jika tuhan itu ada dan surga itu ada kenap dosa itu harus
ada?” kataku menerawang jauh. “dan ia menjawab dengan tersenyum dan yakin
menjawab, bahwa diciptakan dengan citra Allah dan memiliki kehendak bebas.
Allah tak pernah menuntut harus tapi membiarkan kita bebas meilih jalan yang kita
pilih. Yang ia ciptakan adalh pilihann untuk kita dan kita menggunakan
kebebasan yang telah ia anugerahkan.”
“jadi kita
memang harus memilih ya. Dan itulah yang akan membuka hari esok yang tertutup
tabir karena kita tak pernagh tahu!” kata setyo.
“jadi aku tahu
aku merindukan mereka dan percayalah kau tahu kau tinggal memilih apa yang
ingin kau lakukan” kataku. Ia emnatapku tak mengerti tapi aku tak ingin berkata
apa-apa lagi karena aku hanya ingin
setyo bahgia. Karena aku selalu melihat ia seperti orang yang ada
didekatku layaknya keluarga.
“siapkan
perjalanan jam 9 malam nanti, dank au bersiap ikut denganku. Dan katakana pada
lili bahwa kau berjanji akanpulang melihatnya dan calaon bayi kalian. Aku
bahagia akhirnya kau menyadari kau mencintainya, tapi sepertinya aku harus mati
sekali agar memaksamu untuk mencintainya” kataku tersenyum. Dan aku tahu ada
air mata yang ia tahan di matanya. Karena kau juga merasakan ras bahagia. Dan
memang ia benar kalau ada seseorang yang datang dan membawa kembali separuh
ahtiku dan mencapnya menjadi miliknya.
Pagi itu kami
tiba di pastoran sederhana itu. Kami disambut wajah tegang romo agnus dan romo
dharma. Dan aku tahu memng sesuatu telah terjadi.
“agnus, where’s
rumi? Dimana dia? Tanyaku.
“ia memaksa
untuk kembali ke desa. Dan arul menyusulnya, ya tuhan sesuatu yang benar-benar
mengerikan. Ayah nya ditangkap dan akan ditenggelamkan. Aku tidak mengerti
kenapa mereka harus melakukannya.” Kata agnus dengan sedikt kacau.
“setyo telpon
alan dan katakana padanya untuk siaga, dan suruh tim cadangan. Telpon blaire,
dan minta tenagnya sekarang. Kali ini aku tak ingin mengampuninya lagi,”
cetusku. Dan setyo langsung melksanakanya. Dengan bingung, akrena walu ia
pernah mendengar mereka dan mengenal orang-orang ini tapi ia tidak pernah
mengetahui siapa mereka dan aku mengerti itu. Karena semuanya memang hanya di
otakku. Setelah melaksanakannya, ia menatapku lama.
“sebenarnya ada
apa?” tanyanya bingung. Agnus menatapku walau ia tidak pernah mengatakannya.
Tapi aku yakin ia ingin sekali nertanya padaku, mengingat apa yang bisa aku
lakukan. Dan aku memang tak bisa mengatakannya, karena aku tidak ingin semua
normal seperti biasanya.
Sebelum aku bisa
menjawab terlihat dikursi roda seorang pria. “kau putra lord ivalen?” Tanya
pria itu.”dan putra Valencia”katanya lagi.
“ia, benar.”
Kataku memndangnya. “Lukas!”kataku lagi tidak peduli kata agnus.
“apa yang kau
lakukan disini. Kau memang sangat mirip dengan ayahmu tapi rambutmu sama
seperti ibumu, tapi aku harap kau tidak bertindak konyol disini seperti yang
ayahmu lakukan dulu.” Kata pastor tua itu.
“oh, sudahlah
Lukas jangan mulai lagi, apapun yang terjadi dengan ibu. Itu bukan sepenuhnya
kesalahan ayah, jika kau merasa kehilangan aku juga merasakan itu karena dia
itu ibuku. Apa itu tidak membuatmu bersimpani sedikit saja.” Lukas terdiam
pandangan matanya tertuju pada setyo kini. Dan aku tidak peduli dengan apa yang
ia pikirkan.
“lian, kaukah
itu nak?” kata Lukas setelah merasa pasti dengan yang dilihatnya. Setyo
memandangku bingung dan aku tidak peduli padanya karena aku langsung naik
keatas mobil dan menyalkan mesin.
“dengar setyo
kalau kau ingin bertanya, nnanti saja. Aku tidak mau sesuatu terjadi pada rumi
kau mengerti!”kataku lagi dan setyo langsung na.ik keatas moil
“apa yang akan
kau lakukan pada bimoyo jhon? Aku mohon jangan ada korban jiwa disini” kata
agnus khawatir.
“oh kalau yang
kau maksud adalah penduduk desa, aku akn berusaha untuk itu tapi kalu untuk
bimoyo dan anak buahnya. Aku tidak janji pastor.” Kataku lalu memundurkan mobil.
Dan Lukas menatapku kesal, aku tahu apa yang dialaminya mebuat ia seperti itu.
Aku menjalankan
mobil dengan kecepatan yang mencenganngkan, dan setyo menahan napasnya
disampingku. Jika butuh waktu tiga jam untuk sampai ke tempat tujuan dengan
kecepatan normal maka setidaknya aku harus memangkas 15 menit perjalannan
sekarnag. Dan kami tiba dipingiran huta jalan masuk kedalam, dan alan telah ada
disitu.
“hai, cousin.
Thanks atas infonya, orang ini benar-benar keras kepala.” Kata alan sambil
menunjukan seorang pria ertubuh besar yang diikatnyadidalam mobil.
“kalau tidak
salah nama kamu firda kan?” tanyaku pada pria itu. Ia memandangku dengan
tatapan menantang. “oh jika kau berpikir bimoyo itu orang yang hebat dan bisa
segalanya dan pintar. Aku hanya ingin mengatakan padamu, imoyo tidak tahu kalau
jika bukan karena aku ia tidak akan bebas berkeliaran sekarang. Tapi sayangnya
ia menyianyiakan kesempatan untuk berubah yang aku sediakan untuknya. Entah
karena ia terlalu percaya ddiri, atau karena terlalu bodoh”. Setyo menatapku
ngeri. Ya tentu saja karena aku bisa berubah menjadi orang yang dingin sekarang
dan aku lihat mata orang itu pun mulai ngeri padaku.
“dia mala mini
akan mempersembahkan empat orang lagi. Aku tidak tahu kenapa, atpi katanya dewi
laut masih mengingikannya. Dan ia akan menggunkan putrid pak kades lagi”
katanya seperti mencicit. Lalu tia-tiba pandangan matanya terarah ke setyo.
Matanya memandang lian seperti melihat hantu. “tidak-tidak mungkin”
“tidak mungkin
apa? “ Tanya setyo bingung.
“kau seharusnya
sudah mati malam itu, lian. Tidak-tidak mungkin” kata pria itu.
“o0h come on.
Sudah dua orang yang memnggilku lian. Ada yang punya jawaban disini? Tanya
setyo memandangku kesal. Dan alan tersenyum.
“sir, adikmu
yang akan digunakan mala mini. Kata aalan dengan nada berat dan aksen inggrisnya yang
terkadang menurutku terdengar menyebalkan.
“itu soal nanti
alan tapi adaa yag lebih penting dari itu, rumi harus diselamtkan atau kau
tidak akn bertemu dengan keluargamu.” Kataku. “jadi aku akan masuk kesana
bersama dua orang, dan alan akan menjalaskan padamu dengan apa yang harus kau
lakukan disini.” Kataku dan mengangkat sebuah pisto dan persediaan pelurunya
dan meletakkannya di balik kemejaku. Setyo memandangku dan munkin dibenaknya ia
bertanya sejak kapan aku bisa menggunakan pistol.
“aku belajar
menggunakannya sejak berumur 5 tahun. Pembantu eyangku biasa mengajakku
berburu. Jangan khawatir, dan ikuti saja kata-kataku karena lili dan bayinya.
Kau mengerti itu!” kataku sambil berlalu dari hadapannya. Aku mulai berjalan
menyusuri hutan itu dalam diam. Kedua orang itupun ikut terdiam memandangku.
“20km. aku tidak
tahu kalau itu sangat jauh!” kata seorang dismapingku.
“oh come on
guys. Don’t tell like that. Kalian pernah dibiarkan hidup di Guatemala hanya berbekal
pisau amerika” kataku pada mereka dan mereka tersenyum.
“kau mau tahu
kenapa mereka memberikan pisau?”Tanya yang seseorang lagi. Aku memnadngnya
bingung. “karena daging yang diburu dengan pisau atau tombak kayu rasanya lebih
enak daripada yang sudah terkena mesiu.”
“oh, kau memang
penjagal leonel. Sama seperti istriku. Sebaiknya kita selesaikan ini setelah
kahir pecan” kata yang satunya lagi.
“who knows. The
best agent Interpol takut pada istrinya” candaku.
“tunggu sampai
gadis cantik itu jadi istrimu guys. Saat kau pulang terlambat ia akan
mengatakan ‘aku menelpon 10 kali ke kantormu dan katanya kau sedang tidak mau
diganggu. Dengarkan aku gurman kau harus jujur padaku, jika aku mendapati kau
berselingkuh aku akan mengebirimu’ katanya dengan setengah mendelik.
“hei kata alan
ini misi penyelamtan pribadi. Apakah kau akan mengatakan pada calon mu. Hei aku
dari satuan Interpol, tapi keberadaan kami dirahasiakan. Karena kami ditarik
dari CIA , BIN, KGB, MI6 da
keberadaan kami disangkal” kata leonel mendelikan matanya.
“yah dan kami
bekerja dengan inisiatif dengan satu perintah, aku tak mungkin melakukan itu.
Apa kau mengatakan pada istrimu gurman. Stahuku istrimu hanya tahu kalau kau pialang
saham yang kaya” kataku menyindirnya.
“itu pekerjaan
sambilanku, bukankah kau juga punya pekerjaan sambilan. Perusahhaan design and
advertising, oh itu sudah membuatmu kaya bukan” kata gurman menyindir balik
“dan leonel dosen sejarah dan antropolog di universitas paling bergengngsi di
dunia. Kpan kau ke mesir?” tanyanya
“aku tidak ikut
campur sobat berhenti menyindirku.”kata leonel mendelikkan matanya. Kami sudah
berjalan cukup lama, sekitar 2 jam dan tiba dirumah tak terawatt di pinggir
desa. Rumah itu temapat tinggal bimoyo. Dua orang sedang duduk bermain kartu di
beranda rumah kayu itu.
Leonel langsung
menuju ke samping mereka dan terlihat bertanya kalem. Aku memandag gurman yang
menatap leonel jijik. Saat kedua orang itu sudah akan mengangkat pistol kea rah
leonel tahu-tahu salah satu sudah tersungkur di meja dan ayng satu akan segera
kehilangan tangannya. Dengan sekali tebas pria itu kehilangan pistol sekaligus
pergelangan tangnnya. Dan akan berteriak ketika pria itu juga harus rela
kehilangan suaranya untuk sementara waktu.
“dia memang
belajar ninjutsu dengan baik. Dan menurutku cukup ketagihan dengan itu” kataku
pada gurman yang menatapku mencibir.
Kami berdua
,masuk dengan langkah santai kedalam rumah, mungkin memang ada jebakan tapi
gurman selalu punya cara menyelesaikannya. Rumah ini kosong tanpa penghuni ya
semuanya telah ada didesa, tapi ada beberapa hal yang harus diereska disini.
Gurman tertarik pada sebuah laptop dan mencoba membukanya.
“man, kurasa ini
bagianmu?”kata gurman. Kupandang pria itu, dan tentu saja laptop ini punya kata
sandi. Aku berhasil membuka kata sandi itu apa lagi ini hanya permainan binary
yang bahkan sudah diajarkan pada anak sd.
“alan will love
this. Kataku lalu melihat beberapa file dan mendownloadnya kedalam flash yang
ku bawa.
“hai kau percaya
pada alan,” kata gurman. “pria itu sedikit menyebalkan.”
Aku memandang
mereka lalu berjalan keluar ruangan dengan tenang. Dan kami mengendap-endap
masuk ke perkampungan.
Matahari telah
tenggelam di ufuk barat, dan aku menyipitkan mata dari tempat persembunyiannku
melihat dengan jelas kesibukan di tepi pantai. Pria itu meronta-ronta dalam
ikatannya, dan leonel sedang bersenang-senag dengan terus memandang pria
tersebut.
“hai man, pria
ini sungguh tidak sabaran. Padahal kita hanya ingin menumpang sebentar” kata
leonel. Aku memandangnya menyuruhnya diam. Dan ia hanya tersenyum padaku sambil
terus menggosok-gosok tangannya.
Hatiku terasa
tersayat ketika dua orang pria didorong ke ujuung dermaga kayu. Dan rumi
berbaring tak berdaya di samping bimoyo. Dan arul telah diikat di pinggir
dermaga dan dipegang oleh bebarapa warga.
“mereka telah
menghianati penghuni disini karena berani melawan sang dewi. Dan pria
penghianat satu lagi yang dating tak diundang kini telah berhasil kita usir.”
Aku mendengar suar itu menggema marah. Dan saat itu aku melihat pak atbudi,
dokter darma, dan bu atbudi di giring ke pinggir jembatan.
“SEKARANG
BIARKAN MEREKA JUGA MENJADI BUDAK DEWI LAUT” dan kali ini aku benar-benar
marah.
“eagle satu kau
disana?” tanyaku lewat radio yang terpasang di telinga ku.
“yes hub, kami
sedang memantau kapal yang berada 10 mil dari pantai. Ada aktifitas di bawah
laut sekarang.” Kata alan disamping.
“bendera cina?
Sudah kuduga” kataku lagi. “siapkan pasukan di utara dan selatan. Tutup jalur
komunikasi mereka,” kataku.
“60 detik dari
sekarang. Mereka terputus” kata alan. “done” katanya semenit kemudian.
Aku memandang
leonel, dan keluar dari tempat pesembunyianku melangkah pelan namun pasti.
Semua mata memandangku begitu pula bimoyo.
“hai, aku sedang
kau cari. Hei bukannya senag bertemu kawan lama!” kataku pada semua yang ada
disitu. Bimoyo menatapku marah.
“oh come on
bimoyo. We ae old friend. Oh yeah not again after you kill alice. Oh I see.”
Kataku membuat atbudi da penduduk sekitar terpaku memandangku. Beberapa pria
berbadan kekar yang berdiri dia tiap diantara masyarakat desa maju mendekatiku.
“oh punya
pengikut rupanya sekarnag bimoyo. Kataku santai dan menganngkat rokok
menyulutnya. Dan sesaat kemudian pria yang berada di kantor desa berlari kearah
bimoyo. Bersamaan dengan itu terdengar suara gemirisik dai radia ditelingaku.
“kapal diamankan
2 tim sedang mengarah padamu sekarang hub” kata suara diseberang.
“why bimoyo.
Something wrong? Oh biar ku perjelas, email yang dikirim tidak ada balasan.
Kasihan sekali bimoyo. Oh ya bagaimana kalau kau mengakui saja kalau kau penipu
ulung. Dan suruh orang-orangmu gtetap ditempatnya dan jangan bergerak.” Kataku.
Bimoyo menurut dan dari wjahnya tampak jelas kekesalan. “oh so clever.”
“apa maumu jhon,
balas dendam?” katanya
“lebih dari itu.
Dan aku bukan seorang pendendam. Kalau aku pendendam aku pastikan kau sudah tak
bernyawa enam tahun yang lalu.” Kataku samil tersenyum. Dan bimoyo mulai sadar
kalau aku yang memegang kendali sekarang.
Bersamaan dengan
itu dua kapal karet masuk dan langsung menodong epat di kepalaku.
“hahaha… kau
piker temanmu ini menyelamatkan mu. Sebenarnya aku dan alan punya os yang
sama.” Alan memandangku dengan penuh percaya diri.
“apa yang kau
pikirkan alan menjebakku dan menunjukan bahwa kau yang paling berkuasa” kata
ku.
“dimana dua
petugasku itu,” kata alan dengan sombong.
“oh sebenarnya
aku sudah tahu, aku membunuh mereka. Karena mereka mencoba menghalangi aku
masuk kedesa.” Kataku.
“oh iya aku
mendengarnya lewat radio tadi.’ Katanya dengan santai mengikat aku dan
menaikanku keatas dermaga.
“DAN KALIAN
PENDUDUK DESA, AKU INGIN LAKI-LAKI YANG SUDAH DEWASA MASUK KE DALAM PERAHU.
KARENA KAMI BUTUH LEBIH BAYAK SEKARANG. Kata pria bule menyebalkan itu. Rumi
menatapku dengan sendu tahu kalau nasib kami akan sama.
“alan kenapa kau
lakukan ini” kataku
“oh ya styo
sekrang mungkin sekarat dipinggir jalan. Itu lebih baik dari pada aku lansung
membunuhnya sekarang kan. Sepupuku, kau terlibat terlalu banyak. Bukan lebih
baik kalau kau berurusan saja denganperusahaanmu. Tidak perlu terlalu jauh
seperti ini.” Kata alan sambil mendekatkan wajahnya.
“jadi samapai
kapanpun kau akantetap menganggap aku orang bodoh ya” kataku dengan wajah yang
sanatai. Karena merasa kalau ada yang memotong tali di oergelangan tanganu.
Ia meamndangku
setengah menghina dan bersamaan dengan itu bimoyo tetembak tepat dilututnya
yang dan tangannya yang langsung membuatnya meringis. Bersamaan dengan itu lima
orangg dilumpuhkan. Alan begitu kaget ketika itu.
Ia mengangkat
pistolnya untuk menodongkan kepalaku. Pada sat itu gerkanku yang cepat membuat
ia kaget karena hanya dalam beberapa detik ia telah kukunci dilantai dermaga
dan mengikatnya. Dua buah helicopter kepolisian mengintari temapt itu.
Bersamaan itu gurman membiarkan satu tim densus menangkap mereka yang berusaha
melawan. Dan aku menatap alan yang masih terkejut.
“bagaimana
mungkin?”
“oh aku tidak
langsung ke desa. Kammi mematikan alat komunikasi untuk sementara dan setelah
itu membunuh dua orang dirumah bimoyo. Yang mungkin kau piker gurman dan
leonel. Aku sudah curiga dengan mu sejak empat tahun lalu ketika kau mulai
ambisius. Dan aku telah meminta orang mengikutimu ketika pertemuan dengan
cerolin secara diam-dia. Dan satu hal lagi alan berhenti menganggap orang lebih
odoh darimu. Karena orang bodoh juga bisa memodohimu” kataku.
Semuanya sudah
berakhir sekarang. Aku memandang rumi yang sedang mendekap ayahnya.
“siapa
sebenarnya kau”
“aku hanya orang
yang taat pada hokum dan ingin ikut memelihara ketertiban dunia. Satu hal lagi,
aku akan mencarikan pengacra yang bisa memantumu agar jangan sampai dipenjara
yang tempat yang tidak bermoral’” kataku santai lalu mendekati rumi. Semuanya
sudah akan selesai sekarang disini. Rumi menangis didalampelukanku. Tapi apaka
semuanya kan menjadi normal lagi. Akrena orang-orang ini mungkin merasa tidak
normal.
“ia ingat
semuanya, akibat benturan dikepala. Sykurlah akhiany ia mengingat kami.” Kata
Lukas dari seberang telepon. Dan kamipun mengakhiri pembicaraan kami.
“ada yang ingin
sekali bertemu dengan kalian.” Kataku. Mereka akan tiba siang ini.” Kataku
lagi. Semua mata meandangku, dokter darma alaah sampai terbangun dari tempat ia
eraring.
“nak apa lagi,
kami sudah kaget terus jangan sering membuat kami terkejut aku jga punya
penyakit jantung” kata darma padaku
“munkin untuk
melatih jantungmu itu. Bukan kejutan kalau aku member tahu sekarang. Tunggu
saja siang ini” kataku. Rumi menatpku tajam dan aku hamper saja tergoda untuk mengatkannya.
Tapi aku ingin sekali melihat mereka terkejuyt.
Hingga siang
mereka semua memandangku seperti akan segera menenggelamkan aku dilaut. Dan
rumi masih terus mencoba merayuku agar memberitahu siapa yang akan dating. Dan
aku hanya menggelengkan kepala, dan membuat ia mulai kesal.
Seorang anak
berlari masuk kerumah layaknya baru saja melihat hantu.
‘pak kades!”
serunya.
“ada apa kau
seperti dikejar setan” kata bu atbudi mencoba tenang.
“kak alin, aku
melihat kak alin. Ia dating dengan seorang pastor.” U atbudi langsung terlihat
lemas, dan aku berhasil menangkapnya sebelum ia terjatuh. Pak taudi menatap
anak itu masih tidak percaya ketika dokter darma dengan keadaan yang hamper
tidak karuan menatap pak atbudi.
Bersammaaan
dengan itu alin muncul bersama agnus didepan pintu dan tanpa-menyia-nyiakan
waktu rumi langsung memeluk kakaknya dan menangis.
“rumi, akhirnya
kita bisa bertemu. Aku sanagt bahagia kau tahu, adikku sudah dewasa sekarang”
kata alin sambil mengusap kepala adiknya.
“alin anak ibu! Kata
bu atbudi ketika alin memeluknya saying. Aku memandang keluarga ini yang sanagt
bahagia. Semuanya melepas rindu mereka pada pria tampan ini.
“kakkak febi
sudah menikah kak. Kata rumi pada saat makan. “sayang ya, anaknya sudah dua
lagi! Kata rumi menggoda kakaknya. Dan aku tanpa sengaja tersedak dengan air.
Dan alin menatapku dengan pandangan membunuh.
“aku tidak
menyangka, nak jhon yang menemukan alin dan ahkan mau merwatnya selama ini”
kata atbudi.
“ah bapak
mengingat kebaikan kalian itu juga tidak seberapa. Lagi pula setyo, eh maksudku
alin cukup membantuku diperusahhan selama ini” kataku.
“yah, aku
bekerja seperti buruh.” Katanya dan semua orang tertawa. Dan bersammaan dengna
itu handphone ku bordering.
“oh kalau kau
bersama setyo berikan handphone ini padanya. Ia tidak membalas telponku sejak
kemarin, dan jika ia tidak menerima telponny sekarnag aku berjanji akan kesana
mengebiri kalian berdua sekaligus.” Dan aku hanya menelan ludahku dan
menyerahkan handphone ku pada alin. Alin memandangku dan aku hanya tersenyum
kepadanya. Dan aku tahu ia sudah tahu arti senyum itu.
Ia mengangkat
telponku lalu langsung memberikan jarak yang cukup jauh dari telinganya. Dan
aku lili sedang berteriak disana. Alin langsung menjauh dari meja makan dan
terlihat gugup ditelepon. Dan aku piker gurman benar, istri bisa saja menjadi
tukang jagal untukmu, dan aku mangsanya.
“apa itu dari kantor”
kata bu atbudi bingung.
“bisa dibilang
begitu, atu bisa dibilan tidak>” kataku membuat semua ornag menatapku heran.
“tanyakan langsung pad orangnya saja. Jangan padku. Dan kaujuga tidak tahu
sebenarnya. Yang jelas orang yang meelpon itu mirip dengan tukan jagal untuk
ku.”
Setelah erbicara diluar cukup lama alin masuk
dan semua orang menatapnya heran
“ dari siapa
nak, bicarnay serius sekali” Tanya pak atbudi memulai interogasinya.
“ehm… itu dari
dari sekertarisnya jhon” katanya dan aku
memandangnya tajam
“sejak kapan
seorang sekertaris ingin mengebiri bosnya,” kataku. Aku rasa setelah pulang aku
akan memencatnya.” Cetusku membuat semua orang menatapku.
“dia tunangan
saya pa” kata Alin sambil menatapku tajam. Dan atbudi
emnatap anaknya lembut.
‘wah kalau
begitu kau harus segera menegenalkan pada kami” kata pak atbudi sambil
tersenyum. Dan lian memandangku penuh kekesalan. Dan aku yakin ia akan
meninjuku jika ini bukan di mejamakan.
Dan pada saat
semua sedang tertawa bersenda gurau, aku tak bisa menahan diri untuk mengajak
rumi berjalan kepinggir pantai.
“seperti apa
tunangan kak lian, apa ia cantik?’ Tanya rumi pada ku.
“yah, menurutku
dia menarik” jawabku. “ tapi dia cewek yang akan aku jauhi apalagi untuk sampai
menikah. Kalau mau jujur, aku trauma dengannya” dan rumi memandangku tersenyum.
“semenakutkan
itu. Tapi jjika kak lian sampai menyukainya berarti dia memang keras kepala’
kata rumi padaku dan aku memandangnya bingung. “kak Alin selalu begitu, semua wanita yang penurut malah mungkin membuat ia tak
bertahan. Tapi ia mampu meladeni ibu yang keras kepala dan membuat ibu gusar”
“oh mother
complex rupanya” kataku sambil memicingka mataku.
“yah, aku tidak
tahu apa jadinya. Tapi menurutku, ia lebih kea rah takut pada lili. Dan jujur
saja dia gadis mengerikan yang suka memerintah. Aku bahkan berpikir, kenapa ia
harus jadi sekertaris aku” kataku. Lalu tanganku menggenggam tangan rumi dan ia
tersipu malu.
“rumi maukah kau
ikut denganku. Ke Jakarta,” tanyaku kemudian. Ia memandangku terkejut.
“tapi bagaimana
dengan ayah atau ibu. Aku tidak ingin meninggalkan mereka! Katanya
“jadi kalau
begitu aku akan melamarmu” dan rumi memandangku tak percaya. “kau tahu rumi aku
juga keras kepala, jadi kalau kau bilang tidak hari ini. Maka aku bisa jamin
esok kau akan mengatakan ya.” Bisikku ditelinganya.
“menurutku itu
bukan cara untuk melamar”
“boleh dibilang
aku agak nyentrik.’ Kataku dan ia tersenyum malu. Dan aku benar-benar
menginginkannya. Karena aku jatuh cinta lagi.
Aku menggandeng
istriku yang cantik ini kedalam kantor. Ia menyukai pemandangan kantorku, dan
mau mendampingiku untuk membereskan eerapa hal sebelum bulan madu kami.
Aku memastikan
direktur ceroline itu mendapatkan souvenir pernikahan yang menarik. Dan ia
mendekam di penjara, karena penyalahgunaan kepercyaan. Itu yang dikatakan
media. Dan apa yang ditemukan dalam gedung baru itu benar-benar dirahasiakan.
Kesalahan yang membuanya ia akan selamanya dipenjara dan diawasi.
“boleh aku
beremu dengan kakak” Tanya rumi manja padaku.
Dan aku
menemaninya menuju ke ruangan wakil direkturku itu. Namun sekertarisnya
menghalangi kami masuk. Dan wajahnya juga sedang kesal.
“ada apa silvia”
tanyaku
“tadi lili masuk
dan marah-marah pada pak setyo karena
alas an aneh. Kau tahu ia marah karena menuduh setyo lebih baik menikah dengan
pekerjaannya dari pada dia dengan kandungannya.” Kata silvia. “aku seperti
tidak mengenal dia saja.”
“oh kalau begitu
kita jangan masuk sayang. Kekantorku dulu. Rumi memandangku masih heran. Tapi
aku sudah menariknya ke ruangannku.
“tapi?” katanya
saat diruangan.
“jangan ganggu
mereka, dan lebih baik kita sibuk dengan urussan kita sendiri” kata ku.
“apa yang akan
dilakukan kakakku?” Tanya rumi ingung.
“ia cukup tahu
diri untuk tidak membuat wanit hamil marah-marah” jawabku.
“maksudmu!”
tanyanya dengan lugu. Tapi tangannku telah memeluk pinggulnya dan mengunci
pintu.tak ingin digannggu.
“jadi kau tetap
ingin tahu ya, baiklah aku akan mempraktekan apa yang sedang dilakukan kakakmu
pada lili dengan mu. Kataku langsung mengecup bibirnya. Sebulem ia bertanya
lagi.
selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar